Look At Me Now - Part 2
Kelas yang tadinya sunyi menjadi
sedikit gaduh karena ulah Rendy yang ingin pindah tempat duduk agar bisa
dekat dengan Bey, dan apa yang dilakukannya itu berhasil dia duduk
disebelah Bey.
“Hy Bey. Masih kenal aku kan?”, tanya Rendy dengan nada manis.
Tapi sayangnya Bey nggak suka dengan apa yang dilakukan Rendy itu, dia memilih angkat kaki dari kelas itu. Pergi tanpa pamit dulu dengan dosen yang ada. Melihat hal itu dosen yang tengah menulis soal menjadi heran. Rendy langsung ikut-ikutan keluar meninggalkan kelas untuk mengejar Bey.
Di luar kelas Rendy mencari kemana arah Bey pergi tapi ia tak melihatnya. Rendy menuruni tangga dan bertemu dengan seseorang, ia menanyakan apa orang itu tadi melihat Bey. Dan ternyata jawabannya, “Ya, dia lari kearah taman”.
Rendy bergegas mengejar lagi dan akhirnya nampak lah sosok Bey yang sedang berjalan menuju taman kampus. Ditariknya tangan kanan Bey dan Bey langsung membalikkan badannya karena terkejut ada yang meraih tangannya.
“Lepasin aku!”, teriak Bey. Tapi Rendy tetap memegang tangannya.
Sedetik kemudian Rendy memeluk tubuh Bey dengan kencang sampai Bey tak kuasa untuk melepaskan pelukan Rendy.
“Maafin aku! Maaf atas semua kesalahanku sama kamu! Aku nyesel, aku nyesel ngelakuin itu sama kamu!”, Rendy sedikit terisak dan Bey merasa sesak. “Ternyata pindah ke luar negeri tetap nggak bisa buat aku lupa sama kamu, aku selalu ingat kamu! Hanya kamu yang aku pikirkan selama tiga tahun ini.”
Bey sudah menyerah tidak melakukan perlawanan, dia diam dan mendengarkan semua yang Rendy katakan.
“Sepertinya aku nggak bisa mikirin cewek lain selain kamu! Kayaknya aku jadi beneran cinta sama kamu! Aku cinta sama kamu!”, nada ucapan Rendy semakin serius.
Bey melepaskan pelukan Rendy, “Kamu jahat!” ucapnya sambil menampar pipi kiri Rendy.
Tapi Rendy malah tersenyum senang, dia bilang kalau ini juga salah satu yang ingin dia rasakan dari tangan Bey, selama tiga tahun ini dia ingin Bey memberinya sebuah tamparan.
“Aku nggak nyangka kamu bakalan berubah seperti sekarang ini, tapi semua itu sekarang nggak penting! Aku benar-benar cinta kamu gimanapun kamu dan bagaimanapun penampilan kamu!”
Bey tetap nggak percaya walaupun dihatinya mulai ada yang jujur kalau dia juga selama ini menunggu sosok cowok yang dulu menyakitinya untuk kembali melihat dirinya. “Lihat aku sekarang, banyak cowok yang suka sama aku! Dan sekarang aku bukan cewek yang mudah percaya sama perkataan cowok lagi! Aku nggak percaya sama semua omongan kamu!”
Rendy terlihat terkejut karena Bey belum juga mempercayai kata-katanya. Dia membuka tasnya hendak menunjukkan sesuatu, di dalam dompet Rendy ternyata ada foto Bey yang dulu waktu masih bersama dengan Rendy dan bukan cuma 1 foto tapi banyak foto. Rendy juga membawa gelang pemberian Bey yang dulu sempat dia buang. Dan sapu tangan milik Bey yang dia ambil sebelum dia pergi ke Singapura.
Semua itu membuat Bey sedikit terkesan dan mulai luluh, percaya akan semua perkataan Rendy.
“Sumpah! Aku cinta kamu! Aku cinta kamu tanpa ada paksaan ataupun tekanan, aku tulus mencintai kamu! Please, aku ingin kita pacaran kayak dulu lagi! Aku ingin memperbaiki semuanya, aku ingin kamu jadi pacarku! Kamu mau kan?”, Rendy meraih kedua tangan Bey.
Cukup lama keduanya terdiam, Bey bingung mau berkata apa dia meneteskan air matanya dan Rendy terus menunggu jawaban dari Bey.
Dengan sedikit terisak Bey akhirnya menjawab juga, “Aku juga nggak bisa lupain kamu, aku nungguin kamu datang sampai sekarang ini!”
Mendengar kalimat yang Bey ucapkan Rendy langsung memeluk tubuh Bey lagi dengan penuh suka cita dan diiringi senyuman yang mengembang.
Sedetik kemudian Rendy memeluk tubuh Bey dengan kencang sampai Bey tak kuasa untuk melepaskan pelukan Rendy.
“Maafin aku! Maaf atas semua kesalahanku sama kamu! Aku nyesel, aku nyesel ngelakuin itu sama kamu!”, Rendy sedikit terisak dan Bey merasa sesak. “Ternyata pindah ke luar negeri tetap nggak bisa buat aku lupa sama kamu, aku selalu ingat kamu! Hanya kamu yang aku pikirkan selama tiga tahun ini.”
Bey sudah menyerah tidak melakukan perlawanan, dia diam dan mendengarkan semua yang Rendy katakan.
“Sepertinya aku nggak bisa mikirin cewek lain selain kamu! Kayaknya aku jadi beneran cinta sama kamu! Aku cinta sama kamu!”, nada ucapan Rendy semakin serius.
Bey melepaskan pelukan Rendy, “Kamu jahat!” ucapnya sambil menampar pipi kiri Rendy.
Tapi Rendy malah tersenyum senang, dia bilang kalau ini juga salah satu yang ingin dia rasakan dari tangan Bey, selama tiga tahun ini dia ingin Bey memberinya sebuah tamparan.
“Aku nggak nyangka kamu bakalan berubah seperti sekarang ini, tapi semua itu sekarang nggak penting! Aku benar-benar cinta kamu gimanapun kamu dan bagaimanapun penampilan kamu!”
Bey tetap nggak percaya walaupun dihatinya mulai ada yang jujur kalau dia juga selama ini menunggu sosok cowok yang dulu menyakitinya untuk kembali melihat dirinya. “Lihat aku sekarang, banyak cowok yang suka sama aku! Dan sekarang aku bukan cewek yang mudah percaya sama perkataan cowok lagi! Aku nggak percaya sama semua omongan kamu!”
Rendy terlihat terkejut karena Bey belum juga mempercayai kata-katanya. Dia membuka tasnya hendak menunjukkan sesuatu, di dalam dompet Rendy ternyata ada foto Bey yang dulu waktu masih bersama dengan Rendy dan bukan cuma 1 foto tapi banyak foto. Rendy juga membawa gelang pemberian Bey yang dulu sempat dia buang. Dan sapu tangan milik Bey yang dia ambil sebelum dia pergi ke Singapura.
Semua itu membuat Bey sedikit terkesan dan mulai luluh, percaya akan semua perkataan Rendy.
“Sumpah! Aku cinta kamu! Aku cinta kamu tanpa ada paksaan ataupun tekanan, aku tulus mencintai kamu! Please, aku ingin kita pacaran kayak dulu lagi! Aku ingin memperbaiki semuanya, aku ingin kamu jadi pacarku! Kamu mau kan?”, Rendy meraih kedua tangan Bey.
Cukup lama keduanya terdiam, Bey bingung mau berkata apa dia meneteskan air matanya dan Rendy terus menunggu jawaban dari Bey.
Dengan sedikit terisak Bey akhirnya menjawab juga, “Aku juga nggak bisa lupain kamu, aku nungguin kamu datang sampai sekarang ini!”
Mendengar kalimat yang Bey ucapkan Rendy langsung memeluk tubuh Bey lagi dengan penuh suka cita dan diiringi senyuman yang mengembang.
--- Tamat ---
Episode 1
Look at me now part 1
0 komentar :
Post a Comment